Vitamin C mungkin bisa disebut sebagai vitamin yang paling dikenal oleh manusia. Vitamin C yang dikenal juga sebagai asam askorbat ditemukan pada tahun 1932 ketika berhasil di isolasi senyawa yang dapat mengobati sariawan yang kemudian dikenal sebagai vitamin C. Meski demikian sejarah mencatat di awal abad XV sudah terdapat beberapa jenis terapi yang menggunakan berbagai bahan makanan yang sekarang dikenal luas sebagai sumber vitamin C.
Pada abad 15-19 ketika banyak pelaut eropa yang menjelajahi dunia dengan kapal layar, banyak sekali kasus kematian pelaut yang disebabkan oleh penyakit skorbut (scurvy) dengan gejala pendarahan kulit, lemah, gusi berdarah, gigi rontok. Sampai akhirnya disimpulkan scurvy dapat dicegah atau disembuhkan dengan memberikan jeruk lemon kepada penderita atas jasa dokter James Lind. Kala itu mereka menggunakan istilah antiscorbut karena tanpa memiliki alasan kenapa dan bagaimana, mereka menyadari buah-buahan tertentu misalnya jeruk, lemon dan sayuran tertentu yang dimakan mentah seperti kol dapat mencegah terjadinya gejala scurvy. Kesimpulan ini sempat mendapat ganjalan karena beberapa kapten melaporkan tetap terjadinya gejala scurvy pada awak kapal meskipun menerima asupan jus jeruk yang sudah disimpan setelah dimasak. Kesalahan itu terjadi karena belum disadari bahwa vitamin C rentan terhadap panas sehingga ketika memasak jeruk, kandungan vitamin C menjadi hilang.
Asam askorbat atau disebut askorbat saja banyak terkandung pada buah jeruk. Meski demikian banyak yang salah paham mengira jeruk sebagai buah dengan kandungan vitamin C tertinggi. Sebenarnya banyak sekali jenis makanan yang mengandung kadar vitamin C lebih tinggi. Contohnya saja buah kiwi, cabai, leci, lada dan banyak lagi.
Asam askorbat merupakan senyawa lemah gula asam yang memiliki struktur menyerupai glukosa. Dalam proses kimiawi asam askorbat hanya dapat ditemukan dalam kondisi pH rendah sementara pada pH normal ditemukan dalam bentuk ionisasi sebagai askorbat. Karena keduanya memiliki aktifitas sebagai vitamin yang sama, keduanya menjadi istilah yang sama untuk mewakili vitamin C.
Dalam tubuh, vitamin C sangat diperlukan untuk berbagai proses kimiawi misalnya dalam menjaga struktur kolagen dalam jaringan serabut kulit, tulang rawan, otot, rambut dan sebagainya. Selain itu, vitamin C juga membantu penyerapan zat besi oleh tubuh dan vitamin C juga dikenal sebagai anti oksidan yang sangat baik.
Sumber Vitamin C
Banyak sumber makanan yang bisa digolongkan sebagai sumber-sumber alami vitamin C. Perlu dicatat karena tubuh tidak bisa menghasilkan vitamin C sendiri, maka kita perlu menjaga asupan vitamin C secara rutin dalam pola diet kita sehari-hari.
Beberapa jenis makanan di bawah ini bisa digolongkan sebagai bahan pangan yang memiliki kandungan vitamin C yang baik :
- Buah Kiwi
- Jeruk
- Grapefruit
- Jenis-jenis berry seperti strawbery, blueberry, blackberry
- Mangga
- Nanas
- Pepaya
- Semangka
- Cabai
- Brokoli
- Bayam
- Kol
- Kentang manis
- Tomat
Merebus atau menyimpan sumber-sumber vitamin C di atas dapat merusak kandungan vitamin C karena itu disarankan untuk mengkonsumsi jenis-jenis makanan tersebut secara mentah atau cara pengelolaan bahan makanan lain misalnya dikukus agar bisa menjaga kandungan vitamin C secara lebih baik.
Manfaat Vitamin C
Banyak manfaat dan fungsi dari vitamin C bagi kesehatan tubuh manusia. Selain berperan aktif dalam proses pencegahan berbagai penyakit, vitamin C juga dapat difungsikan dalam terapi pengobatan untuk beberapa gangguan kesehatan.
Penyakit scorbut atau scurvy adalah penyakit yang paling pertama bisa muncul apabila tubuh mengalami kekurangan vitamin C. Gejala seperti pendarahan kulit dan gusi, gigi rontok dan tubuh lemas adalah tanda-tanda munculnya penyakit scurvy yang pada akhirnya dapat menimbulkan kematian. Dengan menjaga asupan vitamin C rutin, penyakit scurvy bisa dicegah hingga titik terendah. Pada era modern sudah jarang ditemui kasus penyakit scurvy.
Untuk memperkecil resiko terkena penyakit kanker, asupan vitamin C juga perlu dijaga. Sebagai anti radikal bebas, asam askorbat dapat menangkal nitrit yang menjadi cikal bakal kerusakan sel pada penderita kanker. Selain pencegahan kanker, beberapa riset meski masih lemah kesimpulannya, menemukan dosis tertentu vitamin C memperbesar peluang kesembuhan bagi penderita kanker.
Bagi sel kulit, anti radikal bebas sangat diperlukan dalam mengatasi kerusakan yang disebabkan paparan langsung sinar matahari dan sentuhan kulit dengan oksidan-oksidan yang banyak bertebaran di udara. Vitamin C dalam kulit dapat meregenerasi kolagen yang dibutuhkan jaringan kulit untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan tersebut. Bahkan sudah banyak dikembangkan berbagai jenis injeksi langsung ke jaringan kulit dalam dunia kecantikan yang kandungan utamanya adalah vitamin C. Injeksi langsung ini meski masih banyak menimbulkan pro kontra, ternyata memberikan hasil langsung dalam waktu terbatas untuk kulit yang lebih kencang, putih dan mengatasi keriput akibat penuaan.
Vitamin C juga dapat bertindak sebagai anti-depresan atau anti stress. Beberapa studi membuktikan asupan 500mg vitamin C dosis 2 kali sehari dapat merubah psikologis dan perasaan pasien yang mengidap gangguan rasa gelisah, cemas dan depresi berat.
Pengembangan lain dari fungsi vitamin C mencakup pencegahan penyakit jantung, mengontrol resiko tekanan darah tinggi maupun rendah, pencegahan diabetes, pencegahan stroke terutama pada wanita, dan juga pencegahan terjadinya katarak.
Kekurangan Vitamin C
Bagi orang yang mengalami kekurangan vitamin C atau defisiensi vitamin C, biasanya akan timbul beberapa gejala yang menjadi ciri umum gejala kekurangan vitamin C. Beberapa gejala ini harus segera ditangani oleh ahli kesehatan dan mendapatkan pengobatan atau terapi dosis asupan vitamin C dalam dosis tertentu.
- Kulit menjadi kering dan kusam
- Gusi berdarah
- Mengalami anemia atau gejalanya
- Mudah terkena infeksi
- Sering mengalami kram otot
- Mudah gelisah
- Tidak nafsu makan
- Rambut rusak bercabang
- Depresi
Apabila mengalami beberapa gejala di atas, ahli medis akan memberikan tambahan suplemen vitamin C untuk mencegah terjadinya kerusakan ataupun gangguan lain pada kesehatan yang bisa lebih merugikan.
Keracunan Vitamin C
Umumnya vitamin C tidak menimbulkan kerugian bagi kesehatan. Salah satu alasannya adalah tubuh dapat membuang kelebihan dari vitamin C karena askorbat larut dalam air. Meski demikian beberapa gejala bisa menandakan berlebihnya kadar vitamin C dalam tubuh, misalnya diare, kram perut dan sakit perut yang disertai rasa mual.
Dosis yang dianjurkan adalah 65-90 mg per hari, sampai batas maksimal 2g masih bisa ditoleransi oleh tubuh, meski tidak dianjurkan. Normalnya, vitamin C yang terkandung dalam makanan dengan pola makan sehat sudah mencukupi kebutuhan tubuh akan vitamin C. Tambahan suplemen biasanya diperlukan bagi perokok berat dan kondisi lain yang menuntut dosis yang lebih tinggi dari vitamin C.
Catatan khusus bagi penderita penyakit hemochromatosis yang menyebabkan tertimbunnya zat besi dalam darah, dilarang mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C tinggi karena asam askorbat bisa memperparah penimbunan zat besi tersebut yang pada akhirnya dapat merusak tubuh secara permanen.
Vitamin C yang terkandung dalam berbagai sumber-sumber vitamin C alami sudah mencukupi kebutuhan kita akan askorbat. Namun mengingat pentingnya manfaat vitamin C bagi tubuh, banyak beredar berbagai jenis suplemen vitamin C dengan ragam fungsi dan ragam bentuk. Mulai dari tablet minum, tablet hisap, sirup hingga injeksi vial yang dipergunakan untuk keperluan medis khusus.
Melalui pengenalan vitamin C kita juga bisa mempelajari efek yang ditimbulkan oleh kekurangan vitamin C dan juga menghindari keracunan vitamin C yang bisa merugikan bagi kesehatan tubuh. Disarankan kita selalu menjaga cukup asupan vitamin C namun dianjurkan untuk tidak melebihi dosis sehingga terhindar dari gangguan kesehatan yang tidak perlu.
Penulis : HEF (dari berbagai sumber)
Incoming search terms:
- Penyakit skorbut
- scorbut adalah
- Penyebab penyakit skorbut
- skorbut adalah penyakit akibat kekurangan vitamin
- scorbut