Vitamin B6 seperti yang kita kenal sekarang, pertama kali diketemukan tahun 1934. Berasal dari Hungaria, Paul Gyorgi berhasil mengobati penyakit dermatitis acrodynia pada tikus percobaannya dengan sebuah substansi yang waktu itu belum diketahui. Substansi itu dinamakannya vitamin B6. Pada tahun 1939 mulai disusun struktur vitamin B6 yang karena menyerupai pyridina lantas dinamakan pyridoxine. Setelah itu, pada tahun 1945 seorang ilmuwan bernama Snell berhasil menemukan dan membedakan lagi dua bentuk dari pyridoxine yaitu pyridoxal dan pyridoxamina. Ketiga bentuk tadi kemudian dikenal luas sebagai PLP (prydoxal phosphat) dimana PLP berperan sangat penting dalam pembentukan berbagai jenis enzim dalam tubuh manusia.
PLP dalam bentuk aktifnya menjadi faktor pendukung bagi proses metabolisme terutama dalam enzim yang tersusun oleh asam amino. Enzim-enzim yang banyak dipengaruhi oleh PLP sebagian besar adalah enzim yang bertugas mengolah glukosa dari glukogen.
Vitamin B6 atau pyridoxine termasuk dalam vitamin B kompleks dan seperti vitamin lain dalam keluarga vitamin B kompleks, Vitamin B6 larut dalam air sehingga mudah dikeluarkan oleh tubuh. Secara umum vitamin B kompleks berperan aktif dalam menghasilkan energi bagi aktifitas sehari-hari. Selain bertugas dalam proses metabolisme protein dan karbohidrat, vitamin B6 juga dibutuhkan dalam proses pembentukan sel darah merah dan reaksi kimia berantai dalam sel otak. Secara tidak langsung, pyridoxine juga membantu proses pembentukan sel otak serta perkembangannya, menjaga imunitas tubuh dan menjaga kadar hormon steroid dalam tubuh manusia.
Hingga saat ini, sudah ditemukan 7 bentuk dari vitamin B6, yaitu :
- Pyridoxine ( umum diberikan sebagai suplemen vitamin B6 )
- PNP atau Pyridoxine fosfat
- Pyridoxal
- PLP atau Pyridoxal fosfat
- Pyridoxamin
- Pyridoxamin fosfat atau PMP
- Asam Pyridoxic
Sumber vitamin B6
Vitamin B6 mudah ditemui dalam diet kita sehari-hari. Pola makan yang sehat pasti mencukupi kebutuhan tubuh akan vitamin B6. Dibawah ini akan disampaikan beberapa sumber vitamin B6 yang sering kita temui sehari-hari :
- Sayur Bayam / Sawi / Kentang / Kembang kol / brokoli/ paprika
- Buah Tomat / pisang / Melon / Semangka / Alpukat / pisang
- Ikan tuna dan ikan cod serta ikan salmon
- Kacang-kacangan / Wijen / Biji bunga matahari
- Beras / Gandum / Ketan
- Daging-dagingan dan Hati
Tubuh manusia hanya membutuhkan sedikit sekali konsumsi vitamin B6 yaitu kisaran 0.2 mg untuk mencukupi kebutuhan tubuh dalam proses produksi enzim dan sel darah merah. Diperkirakan ada 60 jenis enzim yang membutuhkan sedikit takaran vitamin B6 dalam prosesnya. Melihat daftar sumber-sumber alami tadi dan kecilnya takaran yang dibutuhkan, rasanya tidak sulit untuk memenuhi kebutuhan minimal pyridoxine ini selama kita memperhatikan dan mengolah bahan makanan sumber vitamin B6 ini dengan baik. Jangan merebus ataupun merendam terlalu lama karena pyridoxine rapuh dan mudah rusak sehingga akhirnya asupan vitamin B6 dalam tubuh menjadi tidak maksimal.
Manfaat Vitamin B6
Dalam bentuk aktifnya, yaitu pyridoxal fosfat, vitamin B6 berpengaruh pada banyak kegiatan makronutrisi tubuh, proses sintesis transmisi sel otak, sintesis histamin, pembentukan hemoglobin atau sel darah merah dan pembentukan DNA. Hati manusia menjadi tempat utama bagi vitamin B6 untuk bekerja.
Vitamin B sangat signifikan dalam proses metabolisme asam amino dimana asam amino yang menjadi unsur dasar pembentuk tubuh manusia bertugas melakukan proses perubahan secara kimiawi atau sering disebut sebagai proses sintesis terhadap berbagai senyawa lainnya. Misalnya, mengubah histidina menjadi histamin. Dalam proses mengubah glukosa, vitamin B membantu asam amino sebagai katalisator reaksi dengan cara menjembatani beberapa substansi yang dibutuhkan dalam proses glukosintesis.
Dunia medis juga sering menggunakan berbagai jenis pengobatan dengan vitamin B dosis tertentu. Beberapa dibawah ini merupakan jenis-jenis penderita yang sebaiknya memperoleh terapi vitamin B dalam proses penyembuhannya :
- Penderita diabetes melitus
- Penderita asma atau saluran pernafasan secara umum
- Penderita kelainan jantung
- Penderita anemia
- Ibu mengandung dan menyusui
- Wanita yang sedang menstruasi dianjurkan mendapatkan asupan vitamin B6
Selain untuk fungsi pengobatan, bagi anak-anak yang sulit makan terutama asupan jenis protein dan juga bagi vegetarian, disarankan mendapatkan asupan dosis vitamin B6. Meski demikian, selalu diingat bahwa terapi-terapi diatas harus selalu dibawah pengawasan ahli kesehatan karena bagaimanapun juga vitamin B6 berlebih dalam tubuh juga bisa mengakibatkan efek negatif bagi kesehatan manusia seperti gangguan koordinasi anggota tubuh, rasa kebas dan hilangnya kepekaan.
Kekurangan Vitamin B6
Dalam berbagai kesempatan dimana ditemukan pasien yang mengalami kekurangan vitamin B6, meski jarang terjadi, biasanya mengalami berbagai sindrom yang berhubungan dengan kulit atau kerja otak. Pada kulit sindrom yang terjadi misalnya dermatitis sebborhoeic yang mengakibatkan kulit mengerut dan timbul rasa gatal serta sebagian mengelupas. Sedangkan sindrom yang terjadi dalam kerja otak mengakibatkan kesulitan tidur, rasa pusing dan kehilangan orientasi arah.
Berbagai sebab bisa mengakibatkan terjadinya defisiensi vitamin B6 misalnya pola makan vegetarian yang kekurangan jenis protein hewani, peminum alkohol, ibu mengandung yang sulit mendapatkan asupan pangan yang tepat. Selain itu juga ada yang dikarenakan mengidap penyakit tertentu yang mengakibatkan tubuh tidak bisa menyerap vitamin B6 dengan sempurna, misalnya bagi pengidap diabetes tipe 1, penderita gangguan inflamasi, penderita penyakit liver, penderita rematik dan juga pengidap penyakit HIV.
Akibat dari kekurangan vitamin B6 ringan dapat berupa beberapa sindrom tingkah laku misalnya, mudah depresi, stress dan tertekan. Mulut dan tenggorokan kering juga bisa menjadi lampu kuning peringatan kekurangan vitamin B6 dalam tubuh kita. Jarang sekali ditemukan kasus defisiensi vitamin B6 yang sangat berbahaya hingga mengancam jiwa.
Keracunan Vitamin B6
Umumnya, keracunan vitamin B6 yang diakibatkan oleh makanan sehari-hari sangatlah jarang terjadi. Namun lain halnya dengan keracunan vitamin B6 atau pyridoxine yang berasal dari suplemen vitamin karena meskipun kelebihan dosis vitamin B6 dalam tubuh akan dikeluarkan namun dosis tinggi vitamin B6 yang dikonsumsi secara rutin bisa menyebabkan gangguan neurologi yang cukup serius berupa rasa nyeri kepala terus menerus dan gangguan saraf permanen.
Beberapa kasus melaporkan kesulitan menggerakan anggota tubuh, terutama pada bagian kaki untuk melangkah akibat menerima dosis vitamin B6 rutin sebesar 200 mg per hari yang dilanjutkan dengan gangguan sensor motorik pada anggota tubuh lainnya. Dalam penelitian lain, dilaporkan penerima dosis rutin sebesar 20mg perhari melaporkan hal yang sama namun ketika asupan vitamin B6 dihentikan gangguan tersebut pun hilang dengan sendirinya.
Vitamin B6 sebagai bagian dari vitamin B kompleks berperan vital dalam kesehatan tubuh manusia. Meski hanya membutuhkan dosis yang kecil, yakni sekitar 0,2 mg per hari, kita perlu selalu menjaga suplai makanan dalam pola diet kita sehari-hari. Dengan pengenalan vitamin B6 diharapkan kita lebih mengerti peran penting tersebut sehingga kita dapat memilih dengan bijak, manakah dari makanan kita sehari-hari yang bisa digolongkan sebagai sumber-sumber vitamin B6.
Di masa modern seperti sekarang dimana manusia lebih terbuka wawasannya akan pentingnya kesehatan, jarang ditemui kasus terjadinya kekurangan vitamin B6 maupun keracunan vitamin B6 yang berhubungan dengan makanan kita secara alami. Namun untuk pengguna suplemen vitamin B6 harus berhati-hati dan selalu waspada akan kondisi tubuh sehingga bisa terhindar dari over dosis vitamin B6 yang bisa berakibat fatal.
Penulis : HEF (dari berbagai sumber)