vitamin b1

Vitamin B1 sering disebut juga Thiamina atau Aneurin. Sifat khas dari vitamin B1 adalah mudah terlarut dalam cairan sehingga sangat mempermudah proses penyerapan oleh tubuh manusia. Vitamin B1 banyak ditemukan dalam beragam jenis bahan makanan yang umum dikonsumsi, biasanya dalam bentuk kombinasi dengan Vitamin B lainnya. Vitamin B1 juga umum digabungkan dalam berbagai suplemen vitamin B Kompleks. Vitamin B Kompleks secara umum terdiri dari vitamin B1, Riboflavin (B2), Niacin (B3), Asam Phantothenik (B5), Pyridoxin (B6), cyanocobalamin (B12) dan juga Asam Folat. Meski demikian, ada beberapa kombinasi suplemen vitamin B kompleks yang memiliki berbagai zat tambahan.

Dalam diagram senyawa kimia penyusun vitamin B1, terpapar bahwa susunan thiamina terdiri dari ring pirimidin dan ring thiazola yang merupakan susunan dari unsur sulfur dan nitrogen. Kedua ring ini disatukan oleh apa yang disebut para ahli kimia sebagai jembatan metilen. Metilena sendiri berwujud susunan atom karbon yang terikat pada dua atom hidrogen.

Kemampuan mendasar dari vitamin B1 (dan vitamin B pada umumnya) adalah mengubah karbohidrat dalam makanan menjadi energi yang diperlukan dalam aktifitas tubuh. Ini juga yang menyebabkan hampir semua minuman energi bisa dipastikan memiliki kandungan vitamin B1 beserta vitamin B kompleks.

Fungsi lain dari Thiamin adalah menjaga kinerja sel-sel otak pada tingkat terbaik. Kecukupan vitamin B1 bisa mengoptimalkan kerja otak dan sebagian menyatakan cukup vitamin B1 dapat menjaga tingkat mental positif, meningkatkan kemampuan belajar, kemampuan menghadapi stress dan tekanan, mencegah berkurangnya kemampuan mengingat termasuk di dalamnya Sindrom Alzheimer.

Vitamin B1 juga dipergunakan dalam perawatan pasien penderita HIV AIDS, meningkatkan kemampuan imun tubuh, penderita diabetes, penderita penyakit hati, penuaan dan gangguan penglihatan seperti katarak dan glukoma. Penyakit ginjal yang disebabkan komplikasi dari gangguan diabetes tipe 2 juga memerlukan perawatan dan asupan vitamin B1.

Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan penyakit beri-beri yang menyerang susunan saraf manusia dan pada akhirnya menyebabkan gangguan motorik si penderita. Penyakit neuritis juga bisa timbul dari defisiensi vitamin B1.

Sumber Vitamin B1

Vitamin B1 banyak dan umumnya ditemukan secara alami dalam konsumsi sehari-hari, mulai dari jenis kacang-kacangan, buah-buahan hingga berbagai macam daging. Dibawah ini daftar bahan pangan alami yang baik mengandung vitamin B1.

  • Asparagus
  • Bayam
  • Terong-terongan
  • Brokoli
  • Paprika
  • Wortel
  • Semangka
  • Anggur
  • Jeruk
  • Nanas
  • Kacang polong
  • Kacang hijau
  • Kacang kenari
  • Kacang brasil
  • Kacang tanah
  • Kacang pistachio
  • Kacang kemiri
  • Daging sapi (terutama bagian hati)
  • Daging ikan
  • Telur
  • Gandum
  • Ragi
  • Kentang

Manfaat Vitamin B1

Thiamina dalam jumlah yang mencukupi (kisaran 1,1 mg untuk kondisi normal, 1,4 mg untuk wanita hamil dan menyusui) dapat mencegah timbulnya penyakit beri-beri dan sindrom Wernicke-Korsakoff. Sementara itu, pemanfaatan vitamin B1 dalam fungsi perawatan sangat beragam. Beberapa indikasi dan gejala penyakit dibawah ini dapat diatasi dengan mencukupi asupan vitamin B1 atau terapi perawatan menggunakan vitamin B1 :

  • Defisiensi vitamin B1 seperti penyakit beri-beri dan berbagai gangguan saraf meliputi sindrom Wernicke-Korsakoff yang terkait erat dengan kekurangan vitamin B1. Konsumsi rutin alkohol juga dapat menyebabkan berbagai gejala yang sama akibat kekurangan vitamin B1. Hal ini dimungkinkan karena reaksi alkohol dalam tubuh berinteraksi dalam penguraian vitamin B1 yang menyebabkan kegagalan penyerapan thiamin dalam darah.
  • Vitamin B1 diyakini dapat memperbaiki beberapa aspek dari penyakit turunan dan memperingan gejalanya pada turunan berikut.
  • Pencegahan bagi penderita gagal ginjal yang disebabkan komplikasi diabetes tipe 2. Beberapa penelitian telah membuktikan, asupan sebesar 100mg dalam dosis 3x sehari selama 3 bulan dapat menurunkan kadar albumin dalam urine, dimana albumin sendiri menjadi indikator gangguan diabetes.
  • Pencegahan penyakit katarak.
  • Pencegahan kanker cervix.
  • Perawatan dalam meningkatkan kemampuan atletis bagi olahragawan.
  • Berbagai gangguan saraf yang diakibatkan kondisi otak yang menurun.
  • AIDS.
  • Penyakit jantung.
  • Perawatan mental seperti asupan anti stres dan peningkatan sikap positif seseorang pasien.
  • Perawatan dalam melawan proses penuaan.

Kekurangan Vitamin B1

Pada umumnya, menelan langsung dosis vitamin B1, baik berupa makanan alami maupun suplemen vitamin tidak membahayakan kesehatan. Namun dalam kasus yang jarang, terdapat reaksi alergi dan gangguan penyakit kulit yang mungkin timbul. Suntikan dan injeksi ataupun asupan melalui intravenously (IV) juga aman selama diberikan dalam pengawasan dokter atau petugas medis lainnya.

Hanya saja perlu diperhatikan, untuk wanita yang sedang mengandung atau yang sedang menyusui, tidak disarankan untuk menerima asupan lebih besar daripada dosis 1,4 mg per hari. Belum bisa ditentukan tingkat gangguan yang mungkin timbul ataupun tingkat keamanan jika menerima dosis yang lebih besar dari batasan dosis tersebut. Angka asupan maksimal 1,4 mg ini telah disepakati bersama dan menjadi rujukan yang diberikan oleh berbagai institusi kesehatan bagi perawatan yang terkait dengan calon ibu dan ibu yang sedang menyusui.

Interaksi vitamin B1 dengan beberapa jenis makanan juga perlu diperhatikan, misalnya kebiasaan menginang, diyakini dapat mengganggu absorbsi vitamin B1. Senyawa kimia Equisetum juga berinteraksi negatif dengan thiamin sehingga tidak dianjurkan menggabungkan kedua sumber pangan yang mengandung kedua zat tersebut.

Kandungan tanin dalam kopi dan teh juga terbukti bereaksi dengan thiamin, dimana tanin yang terkandung dalam kopi atau teh menyebabkan thiamin berubah bentuk menjadi senyawa yang sulit diserap oleh tubuh. Meski demikian resiko gangguan akibat kekurangan vitamin B1 yang disebabkan konsumsi rutin kopi dan teh sangat jarang ditemukan, kecuali pada pasien yang sedang menjalani perawatan kondisi rendah vitamin B1 atau vitamin C. Ditenggarai vitamin C dapat memperkecil reaksi antara tanin dalam kopi atau teh terhadap thiamin.

Daging ikan mentah atau kerang-kerangan mentah mengandung zat kimia yang dapat merusak vitamin B1, sehingga bagi pasien defisiensi vitamin B1 disarankan memasak dengan baik daging ikan maupun kerang sebelum mengkonsumsinya. Proses memasak otomatis menghilangkan zat kimia yang dapat merusak thiamin.

Keracunan Vitamin B1

Penyebab utama terjadinya keracunan vitamin B1 adalah konsumsi obat-obatan bebas atau suplemen maupun obat-obatan alternatif yang mengandung vitamin B1 dalam dosis yang tidak tepat. Gejala-gejala yang kemudian timbul akibat keracunan thiamin ini diantaranya :

  • Meningkatnya detak jantung
  • Sulit tidur
  • Lemas
  • Pusing
  • Gelisah

Apabila mengalami gejala-gejala di atas setelah mengkonsumsi suplemen atau minuman energi maupun obat-obatan alternatif lainnya, segera periksakan kondisi kesehatan Anda agar dapat dicegah efek keracunan vitamin B1 yang lebih membahayakan.


 

Melalui pengenalan vitamin B1 atau thiamin secara lengkap, diharapkan pembaca dapat mengambil sisi positif serta menghindari berbagai macam gangguan kesehatan yang timbul, baik karena kekurangan vitamin B1 maupun interaksi sumber-sumber vitamin B1 dengan zat makanan lainnya. Meskipun penyakit beri-beri sudah banyak dikenal dan sudah banyak dihindari oleh kita, kekurangan vitamin B1 tetap perlu diwaspadai dan dicegah sedini mungkin. Dengan mengetahui manfaat vitamin B1, diharapkan kita bisa lebih memperhatikan asupan pangan yang kita konsumsi dan mengetahui berbagai gangguan yang dapat ditimbulkan vitamin B1 bisa membuat kita lebih waspada.

Mengkonsumsi secara rutin suplemen vitamin yang mengandung vitamin B kompleks, maupun berbagai macam minuman berenergi yang baik, bisa mencegah berbagai kerugian tersebut. Produk-produk kesehatan terutama suplemen vitamin B kompleks secara umum mudah ditemui di pasaran sehingga dapat membantu masyarakat untuk memenuhi batas yang disarankan untuk konsumsi vitamin B1 yakni 1 mg sampai dengan 1,4 mg perhari. Juga perlu diwaspadai, konsumsi berlebihan dari thiamin tidak disarankan bagi wanita hamil ataupun ibu menyusui.

Penulis : HEF (dari berbagai sumber)


Comments

comments