Timah bukan hanya mineral yang ditemukan sebagai bahan tambang. Mineral ini juga terdapat dalam beberapa makanan dalam kadar kecil sehingga mungkin masuk ke dalam tubuh. Dalam kadar ringan, timah masih bisa ditoleransi tubuh. Namun timah cukup berbahaya kalau jumlahnya sudah di atas ambang batas.
Mineral timah yang juga disebut stannum ini lebih dikenal agak beracun. Kegunaannya pada manusia belum ada pembuktian, namun cukup penting untuk beberapa jenis mamalia termasuk tikus. Timah tidak ditemukan pada bayi yang baru lahir maupun pada banyak hewan. Dan, timah sering dianggap sebagai perusak lingkungan baik dalam bentuk limbah cair maupun gas. Saat menghirup gas yang mengandung timah, dikhawatirkan menimbulkan masalah pada paru-paru.
Jumlah timah di bumi sebenarnya sedikit. Pada manusia primitif lebih sedikit ditemukan unsur timah ketimbang manusia modern. Dulu, timah dipakai untuk membuat benda-benda perunggu (campuran timah dan tembaga) oleh manusia di Zaman Perunggu 3.500 tahun lalu. Namun saat ini justru timah sangat lekat dengan kehidupan karena dipakai untuk bahan pembuat kaleng makanan.
Kabar baiknya, makanan tidak mudah menyerap timah di kaleng ini. Andaikan ada yang tertelan, jumlah yang diserap oleh usus kurang dari 5 persen sehingga tidak terlalu signifikan menyebabkan keracunan. Timah yang berlebih dibuang lewat tinjang, keringat, dan urin.
Sumber Timah
Sangat sedikit makanan yang mengandung timah. Namun timah kerap ditambahkan pada kaleng kemasan dari makanan olahan yang direkatkan dengan solder besi. Kadang flouride dalam pasta gigi juga mengandung sedikit timah. Oleh sebab itu, sebisa mungkin menghindari konsumsi bahan-bahan yang ada indikasi memiliki timah di dalamnya mengingat timah dianggap beracun.
Manfaat Timah
Timah tidak memiliki manfaat pada manusia. Kalau pun ada, kemungkinan berkaitan dengan struktur protein atau reaksi oksidasi dan reduksi. Timah berupakan bahan katalis yang sangat buruk bagi tubuh. Mineral ini dpat mengganggu penyerapan kala bertemu dengan mineral seng dan besi.
Kekurangan Timah
Kekurangan timah tidak membahayakan tubuh. Tidak ada penyakit kronis yang muncul karena kekurangan mineral ini. Justru sebaiknya menghindari paparan timah yang masuk ke dalam tubuh agar kadarnya tidak berlebihan.
Keracunan Timah
Pada manusia, efek keracunan belum ditemukan menjadi penyakit kronis sekalipun timah dianggap beracun. Namun pada penelitian terhadap tikus, berlebihnya jumlah timah dapat mempersingkat hidup. Hanya saja hal tersebut mungkin berbeda hasilnya dengan manusia. Pasalnya belum ditemukan efek bagi tubuh saat jumlah timah agak tinggi. Manusia memiliki sistem pembuangan yang lebih baik untuk menetralisasi timah yang masuk tubuh.
Disarankan untuk tidak terpapar timah setiap hari. Maksimal dalam sehari hanya boleh terpapar timah 2-20 miligram. Terpapar setiap hari dalam jangka panjang mungkin ada efek sampingnya, tapi belum terbukti secara ilmiah.
Incoming search terms:
- manfaat timah
- kegunaan timah