Mineral lithium bukan hanya ditemukan pada logam. Di alam, mineral ini banyak diketahui dalam bentuk garam lithium. Kata “lithium” sendiri awalnya dari kata “lithos” dalam bahasa Yunani, yang bermakna “batu”. Kristal lithium dianggap sebagai batu indah dengan tekstur yang keras kala itu.
Lithium termasuk mineral yang ringan. Lithium yang dipakai untuk sarana pengobatan kadang dalam bentuk lithium karbonat untuk mengatasi gangguan depresi manik. Struktur kimanya seperti sodium sehingga kadang dipakai untuk menggantikan mineral tersebut, begitu pula sebaliknya. Reaksi kimianya juga hampir sama antara lithium dan sodium di dalam tubuh.
Jumlah lithium dalam tubuh hanya sekitar 2-3 miligram. Penyerapannya cukup baik melalui usus yang mencapai 70-90 persen. Kalau jumlah lithium cukup berlebih di dalam tubuh, secara alami akan dibuang melalui urin dan tinja.
Sumber Lithium
Sumber lithium dari makanan tidak diketahui secara pasti. Namun beberapa air mineral yang bersumber dari mata air alami mengandung lithium yang cukup tinggi. Minuman ini biasanya memiliki efek menenangkan saraf, meninggikan semangat, dan menenangkan pencernaan. Bahan makanan yang mengandung lithium di antaranya tebu dan rumput laut. Tembakau juga memilikinya namun ketika konsumsi dengan dihirup (merokok), belum diketahui efek yang dhasilkan lithium bagi tubuh.
Manfaat Lithium
Lithium secara umum diketahui sebagai obat untuk gangguan depresi manik dengan gejala hiperaktif, banyak bicara, terlalu resah, dan delusi. Mineral ini diperkirakan dapat menyetabilkan transisi hormon serotonin dalam sistem saraf dan mempengaruhi transportasi sodium. Lithium diketahui dapat meningkatkan proliferasi sel darah putih (limfosit) dan menekan aktivitas dari sel penekan. Hal ini akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Mineral ini dikaitkan pula dengan aktivitas pencegahan kanker dan mengobati ketergantungan alkohol.
Kekurangan Lithium
Pada saat tubuh kekurangan lithium, belum diketahui efek samping yang akan dirasakan. Adanya anggapan kekurangan lithium menyebabkan depresi, juga belum bisa dipertanggungjawabkan karena minimnya penelitian yang mengupas tentang hal tersebut. Bukti yang ada belum kuat.
Keracunan Lithium
Namun kalau lithium digunakan secara berlebihan, ada kemungkinan terjadi efek toksisitas sekalipun batasnya sangat tipis kalau dipakai sebagai obat depresi manik. Karena pembuangan kelebihan lithium dilakukan lewat ginjal, maka ada kecurigaan dapat mengganggu fungsi ginjal saat berlebihan. Dosis yang diberikan harus tetap dalam pantauan dokter.
Lithium diketahui dapat menghasilkan gejala keracunan dengan mengacaukan keseimbangan cairan dan transportasi mineral pada membran sel. Gejala yang muncul di antaranya mual, muntah, diare, haus berlebihan, sering berkemih, tremor, mengantuk berlebihan, bingung, kelemahan otot, hingga delirium. Keracunan lithium bisa pula memunculkan erupsi pada kulit. Dalam tahap parah, seseorang diketahui dapat mengalami kejang, kerusakan ginjal, koma, hingga meninggal. Oleh sebab itu, pemakaian lithium mesti berhati-hati agar tidak didapat efek samping yang serius.
Incoming search terms:
- manfaat litium